teks

Jumat, 18 November 2011

Greening material menggunakan lumut


Greening material menggunakan lumut

            Mungkin kita sudah tau semuanya bahwa sanya global warming telah menyelimuti dunia ini khususnya di Indonesia. Suhu udara yang meningkat drastis menyebabkan banyak manusia yang mengeluh kepanasan di siang hari bahkan di malam hari. Banyaknya industri yang berdiri, meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, meningkatkan jumlah hewan ternak yang menyebabkan gas metan dan semakin berkurangnya jumlah pohon adalah beberapa contoh yang menyebabkan terjadinya global warming. Selain itu penggunaan bahan yang menyerap panas seperti beton dapat menyebabkan juga meningkatnya suhu udara.
            Ada beberapa alternatif yang bisa dipakai untuk mengurangi intensitas global warming yaitu cool povement (menyirami tanaman atau pelataran pada sore hari), penghijauan, pengurangan emisi industri dan greening material. Disini saya akan membahas sedikit banyak tentang greening material. Mungkin belum banyak yang tahu apa sih greening material itu? Secara definisi, greening material adalah suatu produk menggunakan tumbuhan dengan media tanah atau non tanah pada area yang tidak termanfaatkan, seperti tembok, atap dan lain sebagainya.  
            Sekarang ini, harga tanah sudah mahal sekali apalagi di kota-kota besar.  Berarti, dalam konteks ini kita harus bisa berfikir bagaimana bisa mengurangi dampak lingkungan selain dengan menanam pohon. Salah satunya dengan menerapkan greening material menggunakan lumut. Mungkin kita akan bertanya-tanay mengapa menggunakan lumut, nanti dampak positif dan negatif ke lingkungan seperti apa, dan cara kerjanya seperti apa.
            Tumbuhan lumut ini merupakan tumbuhan kecil yang temasuk bryopthina. Tumbuhan lumut ini digunakan sebagai bahan greening material karena dia mempunyai klorofil seperti halnya dengan tanaman lainnya namun ukurannya tidak begitu besar sehingga pada waktu malam hari lumut ini tidak mengeluarkan banyak CO2  yang dapat menganggu pernafasan manusia.  Cukup inovatif bukan???
            Cara pembuatan greening material pada prinsipnya seperti kotakan berlapis. Lapisan bawah terdapat fyber yang berfungsi sebagai pondasi dan menyerap air, kemudian diatasnya terdapat kapas yang berfungsi untuk menyerap air, kemudian diatasnya terdapat jaring untuk penguat lumut agar lumut tidak terbang kemana-kemana dan paling atas tentunya adalah lumut yang berfungsi pengganti tanaman untuk mengurangi dampak lingkungan. Greening material menggunakan lumut ini tidak menggunakan tanah sebagai media karena lumut pada dasarnya bisa hidup dimana saja sehingga teknologi ini tergolong praktis untuk diterapkan
            Tentu saja yang namanya teknologi mempunyai kelemahan. Seperti halnya dengan greening material menggunakan bahan lumut ini. diantaranya adalah lumut adalah salah satu tumbuhan yang dapat mendatangkan serangga dan umur lumut yang tergolong pendek.
            Gambaran diatas adalah salah satu upaya untuk mengurangi dampak lingkungan yang erat kaitannya dengan global warming. Kita bisa mulai dari sekarang dan dari diri kita sendiri. Lingkungan itu sangat penting kehidupan makhluk hidup. Maka dari itu marilah kita lestarikan lingkungan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar