Malam Perenungan 13
Mei 2012, 23.30 WIB
Barusan aku membaca
selembar penggalan cerita dari temanku. Aku tidak menyangka kalau selama ini
ternyata kehadiranku akan mengubah semua rencana hidupnya. Aku tidak tahu kalau
dia harus berlatih bersabar dengan perbedaan yang aku munculkan dalam
kehidupannya. Hanya satu kata yang terngiang dalam kepalaku yaitu maaf.
Sekitar 1 tahun
lalu, aku pertama kali bertemu dengannya. Pertemuan singkat yang cukup berkesan
bagiku walaupun masih terkesan kaku. Setelah beberapa bulan kemudian, entah gak
tau kenapa, akhirnya kita dipertemukan kembali dalam kegiatan akademik dalam
waktu yang cukup lama. Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti
hari dan seterusnya. Kita akhirnya
semakin akrab dan sedikit demi sedikit aku mulai masuk dalam kehidupannya.
Sebelumnya maaf
teman, aku masuk dalam kehidupanmu dengan ketulusan. Jadi, aku gak pernah
maksain kamu untuk menyambutku dalam kehidupanmu. Aku ingin melihatmu tersenyum
dengan ikhlas bukan karena kepura-puraan karena rasa nggak enak atau apa. Aku
yakin sekarang kamu pasti bimbang dan merasa tersesat. Kamu pasti merasa berada
di hutan belantara yang belum kau kenal. Tapi jangan takut teman, ada aku
disini, yang akan mendampingimu bila kau berkenan. Nanti kita akan belajar
bersama bagaimana menghadapi hewan dan tanaman liar yang ada di hutan. Secara
bersama-sama.
Kalau kamu sudah
memutuskan menerimaku dalam kehidupanmu, berarti jangan lupa sekarang kamu tidak
sendiri. Kamu tidak akan sendirian dalam menghadapi kehidupan dimasa depan yang
mungkin akan berbeda dengan rencanamu dulu. Jangan lupa, manusia cuma bisa
berencana dan Allah yang akan menentukan. Mungkin pertemuan ini juga sudah
ditulisnya.
Kalau aku sekarang
berada dihadapamu, aku pasti akan bilang,”kamu harus yakin dan jangan bimbang
dengan apa yang kamu lakukan. Jangan sampai kamu menyesal dikemudian hari”
Bila kamu sudah
menemukan jawabannya, aku akan menunggu jawabanmu diujung jalan sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar